Pendukung Dedie-Sendi Hampir Terlibat Bentrok, Pengamat: Orang Terdidik yang Belum Dewasa Berpolitik!

Minggu, 06 Oktober 2024 – 08:30 WIB
Pendukung Dedie-Sendi Hampir Terlibat Bentrok, Pengamat: Orang Terdidik yang Belum Dewasa Berpolitik! - JPNN.com Jabar
Pihak kepolisian bersama petugas keamanan saat melerai pendukung paslon nomor urut satu, Sendi Fardiansyah-Melli Darsa

"Yang dipertontonkan kalangan terdidik ini adalah perbuatan yang jauh dari etika dan moral politik. Oleh karena itu, penting bagi pasangan calon dan para pendukungnya untuk mengevaluasi, jangan sampai fenomena seperti ini terjadi lagi,"

"Tidak hanya sekadar merugikan pasangan calon, tetapi lebih dari itu, yakni hilangnya kedewasaan dalan mengikuti dinamika politik. Bukan tidak mungkin fenomena serupa akan berlanjut jika tidak segera mendapatkan perhatian serius baik dari pasangan calon maupun dari tim yang terlibat dalam pemenangan pasangan calon," tandas Yusfitriadi.

Sekadar diketahui, ketegangan antara kedua kubu terjadi di penghujung debat, tepatnya saat kedua paslon menyampaikan pernyataan pamungkasnya yang diikuti riuh sorak para pendukung.

Tensi mulai meninggi saat paslon nomor urut tiga Dedie A Rachim dan Jenal Mutaqin menyampaikan pernyataan pamungkas yang dipotong oleh riuh sorak dari pendukung kubu paslon satu.

Tak terima dengan sikap pendukung paslon satu yang memotong pernyataan pamungkas paslon nomor urut tiga Dedie A Rachim dan Jenal Mutaqin, pendukung paslon tiga pun langsung menegur pendukung paslon satu.

"Woi berisik. Diam! Gantian dong! Tolong hargai," teriak pendukung paslon nomor urut tiga kepada pendukung paslon nomor urut satu.

Tak terima ditegur, pendukung paslon nomor urut satu pun langsung meneriaki pendukung paslon nomor urut tiga, yang membuat adu mulut antara keduanya tak terelakan.

"Apa lu? Enggak terima? Sini kalau berani!," teriak pendukung paslon nomor urut satu ke paslon nomor urut tiga.

Pengamat sebut sikap pendukung Sendi dan Dedie yang hampir bentrok merupakan bentuk dari sikap orang yang terdidik tetapi belum dewasa dalam berpolitik.
Facebook JPNN.com Jabar Twitter JPNN.com Jabar Pinterest JPNN.com Jabar Linkedin JPNN.com Jabar Flipboard JPNN.com Jabar Line JPNN.com Jabar JPNN.com Jabar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News