Joget Gemoy Ala Prabowo Jadi Sorotan dan Menuai Kritikan
jabar.jpnn.com, KABUPATEN BOGOR - Sarjana psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Reza Indragiri Amriel mengungkap bahwa kekhawatirannya tentang joget gemoy ala Capres RI Prabowo Subianto sepertinya terjadi.
Hal ini disampaikan Reza setelah mengikuti Debat Capres-Cawapres RI dalam Pilpres 2024 di Kantor KPU RI, di mana Prabowo sempat berjoget tanpa ada musik, Selasa (12/12).
Namun, Reza terlebih dahulu menyinggung soal joget ala Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden pertama Rusia Boris Yeltsin.
Reza menuturkan bahwa Trump juga berjoget pada tahun 2019. Boris Yeltsin melakukan hal yang sama di 1996. Trump ajojing selepas lolos dari serangan Covid 19. Yeltsin dikenal punya riwayat penyakit jantung.
"Jadi, kedua tokoh tadi berjoget dalam rangka meyakinkan publik bahwa mereka sehat. Dan karena sehat, target Trump dan Yeltsin, masyarakat tidak ragu akan kesanggupan mereka memimpin Amerika Serikat dan Rusia," ujar Reza.
Dari situ, katanya, masuk akal jika Prabowo dengan usianya yang sudah lanjut dan kondisi kesehatannya yang jauh dari prima, melakukan pendekatan serupa guna mempengaruhi persepsi publik.
"No problem. Setiap kontestan pilpres boleh bikin siasatnya masing-masing," tukas pria yang lebih dikenal sebagai pakar psikologi forensik itu.
Walakin, Reza menyebut Trump dan Yeltsin bergoyang asyik cuma di saat berada di panggung dan ketika musik mengalun. Pun hanya satu dua kali.
Joget gemoy ala Prabowo Subianto jadi sorotan dan menuai kritikan. Salah satunya dari Sarjana psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Reza Indragiri Amriel.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News