Perajin Tahu Tempe di Bandung Ancam Mogok Produksi, Catat Waktunya
"Harganya variasi ada yang harganya Rp 48.000, 47.000, dan 50.000 per papan, nanti kenaikan Rp 5.000 per papan. Ini kan tergantung ukurannya ada yang isinya 1 papan itu 80, ada yang 100 dan bahkan 120 buah," ujar Zaenal.
Sementara, untuk harga tempe, Ia memprediksi kenaikan harga mencapai 30 persen.
Kata Zaenal, imbas dari kenaikan harga kacang kedelai tidak cuma berdampak pada perajin dan pedagang saja, tetapi juga konsumen.
Harga bahan pokok yang terus merangkak, sementara pihaknya tidak bisa menurunkan harga jual atau menstabilkannya.
"Kalau konsumen ketinggian harganya, kasian korbannya konsumen juga. Kalau libur (jualan) tahu dan tempe ini lumayan banyak seperti tukang cuanki, siomay, gorengan juga mereka banyak yang libur," ungkapnya.
Para perajin berharap, permasalahan harga kedelai yang tidak stabil bisa cepat menemukan solusinya, minimal harga jual kedelai kepada perajin tetap diharga Rp 9.000.
"Dari kemarin harga (kedelai) Rp 9.000 sudah tenang tidak naik. Agak stabil lah ini, kalau dulu dipegang Bulog misal kalau ada kenaikan sempat turun lagi, naiknya tidak lama. Kalau sekarang kenaikannya terus, enggak ada turunnya," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendagri) melaporkan adanya kenaikan harga kedelai impor di dalam negeri seiring dengan harga kedelai global yang mengalami peningkatan.
Harga kacang kedelai naik, perajin tahu dan tempe di Bandung mengancam akan melakukan hal ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News