Ramai Isu Air Galon Berbahaya, Begini Penjelasan Para Pakar, Lengkap!
“Kami masih merasa belum ada bahaya apa-apa, ketika mengonsumsinya karena memang belum ada bukti ilmiahnya air minum ini berbahaya untuk kesehatan,” tuturnya.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Prof. Junadi Khotib mengatakan, pola distribusi galon guna ulang yang buruk bisa memperparah pelepasan (migrasi) bahan kimia berbahaya Bisfenol A (BPA).
"Memang ada penelitian tentang kinetika pelepasan BPA dari kemasan polikarbonat. Semakin tinggi kadar BPA dalam kemasan polikarbonat, BPA yang dilepaskan juga semakin tinggi," ujarnya.
Junadi menjelaskan, pelepasan BPA itu sangat tergantung pada suhu dan tingkat keasaman.
“Maka ketika dalam distribusi dan produksi, kemasan galon air minum terpapar cahaya matahari langsung sehingga suhunya meningkat, tentu di sana sangat cepat terjadi migrasi," Kata Junadi.
Pakar Teknologi Pangan lainnya yang juga dari IPB, Dr Eko Hari Purnomo, juga menegaskan bahwa kandungan BPA yang terkandung dalam galon air minum dalam kemasan tidak membahayakan kesehatan.
Menurutnya, plastik Polikarbonat yang mengandung BPA itu digunakan untuk galon air minum hanya karena sifatnya yang keras, kaku, transparan, mudah dibentuk, dan tahan panas.
“Tetapi, berdasarkan data-data yang ada, penggunaan kemasan guna ulang itu tidak banyak menimbulkan resiko kesehatan, terutama dari sudut pandang BPA-nya. Apalagi untuk produk air potensinya kecil sekali,” kata Eko.
Pakar Pangan IPB sebut goncangan dan apapran sinar matahari tidak mempengaruhi migrasi BPA pada galon guna ulang
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News