IAW: Niat Baik Presiden Prabowo Soal Sawit Bisa Hancur di Tangan Anak Buah Sendiri

Menurut Iskandar, jika pengelolaan tetap dilakukan tanpa dasar hukum yang jelas, risiko audit dari BPK sangat besar. Opini disclaimer dapat muncul, yang akan menggerus reputasi BUMN dan memperburuk kepercayaan investor.
"Ingat, BUMN itu wajah pemerintah di sektor bisnis. Kalau PT Agrinas Palma Nusantara jadi alat cuci sawit ilegal, publik makin sinis. Kepercayaan makin luntur, apalagi kalau Danantara sebagai alat investasi negara yang baru digadang-gadang malah bisa ikut terseret. Kalau dasar asetnya bermasalah, investor bisa kabur, ekonomi makin goyah. Niat baik Presiden Prabowo bisa hancur di tangan anak buahnya sendiri," kata Iskandar.
Oleh karena itu, IAW mendesak agar DPR dan Kementerian Keuangan tidak terburu-buru mengakui lahan tersebut sebagai aset negara. Audit ulang oleh BPK juga dinilai penting untuk memastikan tidak ada celah hukum dalam proses ini.
“Presiden Prabowo sudah di jalur yang benar. Tapi kalau tata kelola keuangan negara berantakan, agenda besar Presiden bisa runtuh oleh manuver anak buahnya sendiri. Sawit Indonesia bisa jadi simbol keberhasilan, asal dikelola dengan aturan,” kata Iskandar. (mar5/jpnn)
IAW mendesak agar DPR dan Kementerian Keuangan tidak terburu-buru mengakui lahan sawit ilegal sebagai aset negara.
Redaktur & Reporter : Ridwan Abdul Malik
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News