Warga Permata Bandung Barat Protes, Saluran Air Ditutup dan Dijadikan PKL

jabar.jpnn.com, BANDUNG BARAT - Sejumlah warga memprotes kebijakan ketua RW yang menutup selokan dan dijadikan tempat berjualan pedagang kaki lima (PKL) di Permata Cimahi, RW 14, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Bandung Barat.

Aksi protes warga tersebut dilakukan berkaca pada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang gencar melakukan penertiban bangunan-bangunan liar baik diatas maupun sempadan sungai. Hal serupa pun terjadi di Permata Cimahi, dimana aliran selokan sudah difungsikan untuk kegiatan komersil.

Salah seorang warga, Suryadi mengatakan, kehadiran PKL diatas selokan tersebut telah terjadi sejak dua tahun. Padahal, area tersebut telah dibersihkan dan menjadi saluran air kotor utama ketika terjadi hujan.

"Kami tidak menolak adanya pedagang, tapi tolong lihat kondisi lingkungan yang jadi berantakan. Sampah ada di mana-mana, jalan jadi sempit, belum lagi pemandangan terpal biru yang mengganggu. Kami ingin lingkungan kembali seperti dulu," ujar Suryadi di Permata Cimahi, Selasa (22/4/2025).

Suryadi menuturkan, keberadaan PKL berjualan diatas selokan merupakan kebijakan sepihak dari Ketua RW. Ia pun mengaku kebijakan tersebut tak disosialisasikan terlebih dahulu oleh Ketua RW.

"Dari RW tidak ada sosialisasi atau apapun ke warga bahwa disini akan jadi tempat jualan. Ini kan selokan, air hujan kan kesini salurannya, tapi sekarang ditutup. Lihat kalau hujan, air susah masuk ke selokah dan sering banjir di sini," tuturnya.

Hal senada pun diungkapkan oleh warga lainnya Dona. Bahkan, Dona mengaku telah mempertanyakan kepada Ketua RW terkait penutupan selokan serta disewakan ke PKL. Namun, tak ada jawaban dari Ketua RW.

"Sudah beberapa kali mempertanyakan ke Pak RW. Yang terakhie itu ketika ada pembangunan pas dibelokan, yang sekaran sudah ada pedagang juga. Sayang kan, ini lingkungan yang dulunya bagus, tapi sekarang jadi terkesan kumuh dan juga ada alih fungsi selokan tersebut," ujar Dona.