Menkeu AS Ultimatum Penghapusan Rusia Dari G20, Muhammad Farhan: Itu Bukan Basa-Basi
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat Janet Yellen mengultimatum Presidensi G20 untuk menghapus Rusia dari forum ekonomi utama.
Bahkan, Amerika mengancam akan memboikot sejumlah agenda jika Presiden Indonesia Jokowi menghadirkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Anggota Komisi 1 DPR RI Muhammad Farhan turut berkomentar atas ultimatum tersebut. Politikus NasDem itu meminta pemerintah tegas dalam menentukan sikap atas hal itu, karena Indonesia dipastikan memiliki posisi yang besar dalam kesuksesan G20.
“Pernyataan Menteri Keuangan Amerika ini membuat kami agak bertanya-tanya, maunya apa? Padahal Presiden Biden masih memberikan syarat, bukan harga mati. Beliau mengatakan bahwa apabila Indonesia tidak bisa memenuhi permintaan ini (tidak mengundang Rusia) paling tidak undanglah Ukraina,” tutur Farhan dalam keterangan resminya, Senin (18/4).
Farhan memastikan, Amerika Serikat tidak basa basi atas permintaan tersebut. Tetapi ia juga menekankan bahwa imbas konflik Rusia Ukraina yang berkepanjangan ini dinilai jadi momentum Indonesia menegaskan sikap netral.
“Pernyataan dari Menteri Keuangan Amerika Serikat, tetapi bukan dari presiden (Biden) memang menegaskan bahwa mereka sedang memastikan agar sanksi ekonomi itu memberikan efek yang besar, bukan yang sifatnya basa basi. Sikap politik mereka jadi sangat tegas,” ujarnya.
Dia menilai, sejauh ini belum ada negara-negara peserta G20 yang secara tegas bersikap terhadap rencana tersebit.
Selain itu, lanjut Farhan, Indonesia harus hati-hati dalam menyikapi pernyataan Menteri Keuangan Amerika Serikat itu.
Anggota DPR RI Muhammad Farhan turut angkat bicara soal ultimatum Menteri Keuangan AS yang ingin menghapus Rusia dari forum G20.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News