Menkeu AS Ultimatum Penghapusan Rusia Dari G20, Muhammad Farhan: Itu Bukan Basa-Basi
“Walau pun, sampai sekarang belum terlihat adanya pernyatan-pernyataan yang mendukung atau berseberangan dengan Menteri Keuangan Amerika,” terangnya.
Farhan menerangkan, untuk menghadapi situasi itu Indonesia harus semakin masif membangun kepercayaan kepada peserta.
“Kami pun harus bisa menggalang agar membentuk sikap yang jelas. Indonesia harus bisa mengajak kolaborasi atau sikap bersama di antara para Menteri luar negeri Indonesia, Brazil, anggota-anggota G20 yang lain. Sekarang momentum diplomasi modern, yaitu menaikan posisi bersama, sayangnya sekarang belum ada yang seperti itu,” terangnya.
Forum G20 dinilai bakal menjadi momentum habis-habisan Amerika Serikat untuk menyudutkan Rusia.
“Saatnya sekarang membuat manuver menyeimbangkan hal itu, karena Amerika akan habus-habisan di G20, sehingga bisa saya simpulkan G20 ini bisa menjadi The Last Frontier bagi AS mempertahankan hegemoninya di dunia,” jelasnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan berencana menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia pada Desember 2022. Semenjak invasi Rusia ke Ukraina, rencana kehadiran Rusia ke G20 ini ditentang Amerika Serikat (AS) dan sekutu AS.
Undangan untuk KTT G20 2022 dikirim ke semua negara anggota (termasuk Rusia) pada 22 Februari 2022, atau dua hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan Rusia harus dikeluarkan dari forum Kelompok 20 ekonomi utama, dan Amerika Serikat akan memboikot "sejumlah pertemuan G20" di Indonesia jika pejabat Rusia muncul. (mcr27/jpnn)
Anggota DPR RI Muhammad Farhan turut angkat bicara soal ultimatum Menteri Keuangan AS yang ingin menghapus Rusia dari forum G20.
Redaktur : Ridwan Abdul Malik
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News