BPOM Dorong Industri Farmasi Produksi Obat Asli Indonesia
Apalagi di bidang farmasi, katanya, kebutuhannya sangat tinggi. Hal ini dipicu perdagangan antarnegara dan jumlah manusia yang semakin bertambah.
"Saya yakin industri farmasi itu tidak akan pernah berkurang karena produknya sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak. Jadi harapan kami PT Cendo ini bisa saja bukan hanya di Indonesia tapi diekspor produknya, menjadi perusahaan global, menjadi industri multinasional, sehingga itu menjadi kebanggaan kita," ungkapnya.
Dalam kunjungan ini, Taruna mengatakan industri farmasi berskala besar di Indonesia berjumlah 240. Dalam kunjungan ke Bandung, BPOM RI mengunjungi Biofarma, PT Cendo, dan Sanbe Farma.
Pihaknya melakukan monitoring terhadap industri farmasi dan mengevaluasi apakah sertifikasi yang sudah diberikan dilaksanakan sebagaimana mestinya, dari bagian hulu sampai hilirnya, mulai dari sertifikat cara pembuatan obat yang baik, sertifikasi clinical trial, sertifikasi produk, nomor izin edar, distributor, hingga surat keterangan ekspor.
Ia pun mendorong PT Cendo dengan 213 item model produknya untuk segera melakukan ekspor. Sebab produk-produknya sangat dibutuhkan bukan hanya di dalam negeri.
Apalagi, katanya, Cendo memiliki hak paten terhadap 48 produk. Artinya itu produk-produk baru hasil inovasi.
"Selain itu teknologi, saya sebagai seorang ahli farmakologi dan seorang entrepreneur global ya saya melihat kita tidak kalah dengan perusahaan-perusahaan besar yang lain seperti yang saya pernah kunjungi, Pfizer dan Moderna. Kita punya keunggulan karena spesifikasi dan spesialistiknya itu, dan saya melihat berdasarkan pengalaman saya, Cendo ini bisa go public, go internasional," jelasnya.
Sementara itu, Direktur PT Cendo Pharmaceutical Industries Donny Hardiana, berterima kasih atas kunjungan dan dukungan Kepala BPOM RI terhadap perkembangan perusahaannya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mendorong industri farmasi di Indonesia untuk mengembangkan dan memproduksi Obat Asli Indonesia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News