BUMN Lincah Menari, Customer Centric jadi Roh Transformasi Pos Indonesia
jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Strategi utama Pos Indonesia bangkit adalah customer-centric. Sementara digital hanyalah sebuah enabler untuk menggaet pasar yang lebih luas. Tetapi kuncinya adalah bagaimana memberikan layanan terbaik.
Demikian disampaikan Direktur Operasi dan Digital Services PT Pos Indonesia (Persero), Hariadi pada acara Book Talk Roadshow Buku Elephant Learns Flamenco: BUMN Lincah Menari, Menuju Indonesia Emas 2045, dengan topik Digitalization & Orchestration di Auditorium Damar, Telkom University Bandung, pada Jumat (11/10).
Hariadi bercerita tahun ini Pos Indonesia mencapai usia ke-278 tahun, sebuah perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Usia itu membuat perusahaan “kenyang” menghadapi berbagai tantangan dan krisis yang hadir.
Dia menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 membawa tiga krisis fundamental bagi perusahaan, yaitu krisis finansial, operasional, dan market share.
“Selain itu, sejak dulu sudah tidak ada monopoli sama sekali sejak liberalisasi Pos. Bisnis dan industri juga mengalami penurunan,” ujar Hariadi.
Krisis ini menjadi titik balik bagi perusahaan yang akhirnya memutuskan untuk melakukan transformasi digital sebagai solusi. Maka dari itu, Pos Indonesia melakukan transformasi digital.
“Transformasi ini tidak hanya di sisi fronting, tapi juga di internal yakni untuk menciptakan transparansi dan efisiensi,” kata Hariadi.
Kemudian digitalisasi core system adalah langkah kunci yang diambil oleh Pos Indonesia untuk memastikan operasional yang lebih transparan dan efisien.
Strategi utama Pos Indonesia bangkit adalah customer-centric. Sementara digital hanyalah sebuah enabler untuk menggaet pasar yang lebih luas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News