Tangis Histeris Mengiringi Kedatangan Jenazah Kecelakaan Pesawat di BSD

Farid tercatat sebagai warga Cihanjuang sejak tahun 2020 dan tinggal bersama keluarga kecilnya.
"Kami sebetulnya tidak menyangka karena informasi tadi malam masih simpang siur, ternyata almarhum memang betul warga kami yang berdomisili di Kampung Cisasawi RT 01 RW 05, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat," kata Gagan saat ditemui di rumah duka, Senin (20/5).
Gagan menerangkan, Farid diketahui sudah lama bekerja sebagai mekanik di Nurtanio, Bandung.
Meski pekerjaannya berkaitan dengan mesin dirgantara, Farid terbilang jarang untuk menumpangi pesawat. Namun takdir berkata lain.
"Pekerjaannya sebagai mekanik pesawat di Nurtanio dan sudah lama bekerja. Sebetulnya beliau jarang naik pesawat, namun sudab takdir Allah beliau naik pesawat tersebut dan kecelakaan," ujarnya.
Almarhum Farid meninggalkan tiga orang anak kembar berusia enam tahun dan satu orang istri.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengungkapkan pesawat yang jatuh di Lapangan Sunburst, BSD City, Tangerang Selatan, Minggu (19/5) awalnya berangkat dari bandara Tanjung Lesung, Banten.
"Rute pesawat terbang ini dari bandara Tanjung Lesung, Banten menuju bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dalam keterangannya.
Jenazah Farid Ahmad (34), mekanik yang menjadi korban kecelakaan pesawat latih terjatuh di Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan, tiba di rumah duka.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News