Harga Minyak Goreng Bikin Mak-Mak Resah, Ridwan Kamil: Ini Fenomena yang Memprihatinkan
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Setelah fenomena minyak goreng (migor) kemasan hilang di pasaran dalam beberapa bulan terakhir, kini masyarakat kembali harus dibuat resah dengan harga migor yang tiba-tiba meroket. Terutama bagi mak-mak yang setiap harinya menggunakan migor untuk kebutuhan memasak.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan, pemerintah telah resmi mencabut kebijakan harga eceran tertinggi (HET) migor kemasan dengan keluarnya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 Tahun 2022.
Sementara itu, pemerintah masih menetapkan HET migor eceran di angka Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
Menanggapai hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut angkat bicara. Menurutnya, pemerintah daerah tengah mencari cara untuk mengatasi gejolak harga migor, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Semuanya dalam rangka menjaga ketahanan pangan.
Bila diperlukan, caranya melalui operasi pasar. Namun operasi pasar pun tak bisa dipermanenkan, karena dibatasi oleh stok dan situasi di lapangan.
“Ini sungguh menjadi sebuah fenomena yang membuat prihatin,” kata Ridwan Kamil melalui keterangan resminya, Jumat (18/3).
Ridwan menambahkan, pasca aturan HET dicabut Kemenko Perekonomian dan diserahkan pada fluktuasi pasar, maka harga migor cenderung tidak terkendali. Bahkan berdasarkan pantauan, harga migor kemasan bisa mencapai Rp 23.000 hingga Rp 25.000 per liter.
“Minyak curah tanpa kemasan akan tetap di (harga) Rp 14.000 karena akan ada subsidi,” tuturnya.
Harga minyak goreng bikin Mak-mak resah, begini kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News