Beda Pendapat BRIN dan BMKG Soal Puting Beliung di Sumedang

Berbeda dengan BRIN, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berpandangan bahwa fenomena yang terjadi di Bandung - Sumedang itu masih dalam kategori angin puting beliung.
Hal itu berdasarkan kecepatan angin berputar dan dampak yang ditimbulkan.
Kepala BMKG Jawa Barat Teguh Rahayu mengatakan, angin puting beliung merupakan peristiwa fenomena alam di mana angin berputar dengan kecepatan kurang dari 70 km per jam. Sedangkan, untuk tornado lebih dari 70 km per jam.
"Kejadian kemarin sore, kecepatan ngin tercatat di AAWS Jatinangor 36.8 Kilometer per jam," ucap Teguh.
Ia mengungkapkan puting beliung merupakan small tornado. Menurutnya, masyarakat Indonesia sering menyebut small tornado sebagai puting beliung.
"Kalau tornado pasti dampaknya lebih dari 10 kilometer, sedangkan kemarin saya rasa 3 sampai 5 kilometer dampaknya," ungkap dia.
Selain itu, puting beliung di Rancaekek terjadi karena pertumbuhan awan cumulonimbus. Puting beliung merupakan dampak ikutan.
Sebelumnya, rekaman video yang memperlihatkan angin puting beliung berukuran besar muncul di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung dan sebagian Kabupaten Sumedang, Rabu (21/2).
Begini pandangan BRIN dan BMKG mengenai peristiwa angin kencang yang menerjang wilayah Bandung dan Sumedang, kemarin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News