Beda Pendapat BRIN dan BMKG Soal Puting Beliung di Sumedang

Lalu, faktor ketiga dan keempat yakni dilihat dari dampak yang ditimbulkan serta durasinya.
Selama ini, kata Erma, bencana angin kencang yang terjadi di Indonesia tak pernah mempunyai dampak merusak dan durasinya pun cenderung singkat.
"Kemudian, yang keempat itu durasi. Puting beliung di wilayah kita selalu kurang dari 10 menit. Enggak ada yang melampaui durasinya 10 menit," tuturnya.
Maka dari itu, menurut Erma, angin kencang yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Sumedang sudah memenuhi keempat faktor tersebut.
Selain itu, fenomena angin kencang dan ini terlihat jelas di satelit awan, sehingga memperkuat kepastian bahwa fenomena tersebut merupakan tornado.
"Mata badainya terlihat dari satelit awan, ya berarti tornado dong. Karena kalau puting beliung gak bisa terdeteksi dari satelit awan, awannya itu gak kelihatan," ujar dia.
Lebih lanjut, Erma mengimbau masyarakat agar lebih waspada saat memasuki musim penghujan. Alangkah lebih baik, mencari tempat berlindung bila melihat awan gelap di langit yang bergerak dengan cepat.
"Intinya harus waspada kalau sudah ada awan gelap dan sebagainya nih, awan itu bergerak dengan cepat, awan mendungnya itu, maka itu bisa dipastikan ada angin kencangnya. Cuma kita gak tau muter atau enggaknya kan, jadi kita sendiri yang harus waspada," kata dia.
Begini pandangan BRIN dan BMKG mengenai peristiwa angin kencang yang menerjang wilayah Bandung dan Sumedang, kemarin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News