Tingkat Kematian Janin TInggi di Indonesia, Peneliti Unpad Ciptakan Alat 'Detect Me'
jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Tingkat kematian janin di Indonesia masih terbilang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah pendeteksian yang terlambat akibat berbagai faktor, seperti kurangnya pengetahuan para ibu, kurangnya akses mereka terhadap layanan kesehatan, dan sebagainya. Belum lagi, pandemi Covid-19 juga sempat menjadi penghalang bagi para ibu untuk memeriksakan janinnya ke fasilitas kesehatan.
Kondisi ini memicu keprihatinan salah satu pakar kesehatan asal Universitas Padjadjaran (Unpad), Restuning Widiasih, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., PhD. Berangkat dari rasa perihatin itu, peneliti sekaligus Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Unpad ini mengembangkan sebuah alat pendeteksi kondisi kesehatan janin yang disebut sebagai Detect Me.
Tidak seperti alat yang biasa digunakan di klinik, rumah sakit, dan faskes lainnya, ukuran alat ini cukup kecil sehingga mudah dibawa ke mana-mana (portabel). Selain itu, penggunaannya juga relatif mudah karena alat ini dapat terhubung ke smartphone secara wireless (nirkabel). Alhasil, para ibu dapat langsung memantau denyut jantung dan pergerakan janin mereka dengan membuka aplikasi di smartphone.
Pertimbangan penerapan Internet of Things (IoT) dalam kinerja perangkat ini Restu dasarkan pada tingginya penetrasi penggunaan smartphone di Indonesia.
"Teknologi (smartphone) ini sebenarnya sudah dekat dengan masyarakat Indonesia. Jadi, terkait ada sinyal (atau) enggak, nanti (aksesnya) susah atau enggak, bagaimana (cara) mendeteksinya, rasanya itu sudah bukan masalah besar di Indonesia," ujar Restu dalam keterangan tertulisya kepada JPNN.com, dikutip Rabu (17/1).
Menurutnya, perangkat ini tidak hanya bermanfaat bagi para ibu hamil yang sulit mengakses layanan kesehatan saja, tetapi juga bagi mereka yang memiliki reskio tinggi pada kehamilannya. Berhubung sebagian dari mereka tidak dirawat di rumah sakit, keberadaan Detect Me di rumah dapat membantu mereka memantau keadaan janin dalam kandungannya dengan cepat dan praktis.
Baca Juga:
Lebih lanjut, Restu menyebutkan, terdapat lima tahapan yang perlu dilewati sebelum Detect Me dapat diproduksi dan digunakan oleh masyarakat umum. Saat ini, proses pengembangan alat tersebut masih berada pada tahap pertama, yaitu pengecekan kemampuan alat untuk membedakan denyut jantung ibu dan janin, serta perancangan aplikasi.
Jika tahap pertama sudah berhasil dilewati, proses pengembangan akan beralih ke tahap kedua yaitu perangkat mulai disambungkan ke aplikasi smartphone secara wireless. Setelah itu, perangkat akan terus dimodifikasi hingga ukurannya menjadi makin kecil dan makin portabel. Jika pengembangannya sudah mencapai tahap final, perangkat akan melewati berbagai pengujian sebelum dapat diproduksi secara massal.
Tingkat kematian janin di Indonesia terbilang tinggi. Berangkat dari isu tersebut peneliti asal Unpad mengembangkan alat pendeteksi janin portabel 'Detect Me'.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News