PVMBG Prediksi Gunung Salak Erupsi Freatik, Jalur Pendakian Mulai Hari Ini Ditutup!
Gempa Vulkanik sebagai indikasi aktivitas Gunung Salak tidak terekam.
Kendati cenderung normal, PVMBG meminta warga jangan lengah karena erupsi freatik, berupa semburan lumpur atau erupsi uap air (steam explosion) yang dapat terjadi tiba-tiba, pascaterjadinya kenaikan gempa tektonik lokal beberapa hari lalu.
"Di musim hujan, tingkat kelembaban udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai, yang menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan," kata Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dalam keterangan resminya.
Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, PVMBG memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat.
Pertama, PVMBG meminta masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak memasuki kawah dalam radius 500 meter dari kawah-kawah yang aktif di Gunung Salak (Kawah Ratu, Kawah Hirup dan Kawah Paeh), terutama di musim hujan, untuk menghindari terjadinya akumulasi gas yang berbahaya.
PVMBG mengimbau masyarakat agar terus waspada terhadap erupsi freatik yang datang secara tiba-tiba.
PVMBG mencatat erupsi terakhir Gunung Salak terjadi tahun 1938 berupa erupsi freatik dari Kawah Cikuluwung Putri.
"Sejak itu kegiatan terakhir hanya berupa bualan lumpur di Kawah Ratu dan Kawah Hirup serta tembusan solfatara dan fumarol di Kawah Ratu," ujarnya.
Alami peningkatan aktivitas vulkanologi, jalur pendakian dan objek wisata di kawasan Gunung Salak ditutup hingga waktu yang tidak ditentukan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News