Lembur dan Saung Cepot, Jurus Polisi Tekan Angka Penyebaran Narkoba di Bandung
“Menandakan dalam 6 bulan, peredaran narkoba cukup banyak dan meresahkan,” ucapnya.
Budi mengungkapkan, Kecamatan Andir menempati urutan pertama pengungkapan kasus narkotika sebanyak 38 kasus, dalam kurun waktu 4 tahun.
Dengan pembentukan lembur dan saung cepot, ia berharap bisa menurunkan angka kasus peredaran narkotika di Andir.
“Kenapa membuat Lembur Cepot Juara? Kenapa di Andir? Bagaimana bisa menurunkan (kasus) yang menjadi tren? Kami gak mau dibilang ini daerah narkoba,” ujarnya.
Ia pun berharap, pembentukan Lembur Cepot sebagai pilot project dapat menurunkan kasus di wilayah Andir. Ke depan program seperti ini diharapkan bisa dibentuk di tempat lain.
“Semoga pembentukan kampung anti narkoba bisa menurunkan dari rangking satu minimal ke zona kuning dan selanjutnya zona hijau dan terakhir kampung bebas narkoba,” ucapnya.
Adapun kegiatan Lembur Cepot yaitu sosialisasi kesehatan, psikologis, dan relawan melakukan yang melakukan penyuluhan. Para pengguna bisa melakukan rehabilitasi di Lembur Cepot.
Di tempat yang sama, Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna menuturkan, langkah pembentukan Lembur Cepot sangat diperlukan di Bandung. Sebab peredaran barang haram tersebut sudah sangat mengkhawatirkan dengan penyalahguna mencapai 25 ribu orang.
Polrestabes Bandung membentuk lembur dan saung cepat aktif proaktif tanpa pamrih (Cepot) untuk menekan kasus peredaran narkotika di Kota Bandung.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News
