Pengamat: Debat Pilgub Jabar Tak Sentuh Persoalan Lingkungan
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Pemilih muda dan aktivis lingkungan menilai debat publik kedua Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat tidak membahas langkah konkret transisi energi yang diperlukan untuk menghadapi krisis iklim yang semakin mendesak.
Hal ini terungkap dalam acara Festival Pilkada Bandung, sebuah proyek kolaborasi berbagai elemen anak muda untuk bertemu dan berdialog dengan calon pemimpin Jawa Barat, khususnya untuk mendorong aksi iklim.
Jawa Barat saat ini menghadapi krisis lingkungan yang serius, di mana daya dukung dan daya tampung lingkungan telah terlampaui, menjadikan provinsi ini sebagai wilayah dengan jumlah bencana tertinggi di Indonesia.
Dari Januari hingga Oktober 2024, tercatat telah terjadi 610 kejadian cuaca ekstrem, 400 tanah longsor, 187 banjir, 158 kebakaran hutan, 18 kekeringan, dan 16 gempa bumi, yang terjadi akibat krisis iklim.
“Orang muda di Jawa Barat merupakan kelompok penting dalam pemilu kali ini. Data aspirasi yang kami kumpulkan membuktikan bahwa kesadaran mereka semakin tinggi tentang krisis iklim, termasuk tentang tuntutan mereka terhadap energi bersih,” kata Project Lead Pilah Pilih Elok F Mutia dalam keterangannya, Senin (18/11).
Mutia menuturkan, salah satu masalah terbesar di sektor energi di Jabar adalah banyaknya industri yang masih menggunakan energi fosil, termasuk di Cirebon, lokasi di mana debat Cagub ini dilaksanakan.
Sayangnya, hal ini tidak menjadi pembahasan kunci dalam debat kali ini yang juga membahas tema lingkungan.
Salah satu panelis dari Climate Rangers Cirebon Alsya Aquia menyoroti bahwa di daerahnya, isu utama adalah industri energi, terutama PLTU, yang seharusnya sudah dipensiunkan.
Pemilih muda dan aktivis lingkungan menilai debat publik kedua Pilgub Jabar tidak membahas langkah konkret transisi energi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News