Debat Capres Pertama, Pengamat: Cukup Menarik, Tetapi Tidak Mendalam!
jabar.jpnn.com, DEPOK - Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) & Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS), Ubedilah Badrun angkat suara soal debat calon presiden (capres) putaran pertama.
Dia menilai debat capres tadi malam secara umum cukup menarik, tetapi lebih terlihat sebagai forum konfirmasi visi misi capres yang tertulis, serta tidak mendalami isu-isu penting terkait hukum, HAM, korupsi dan demokrasi.
“Misalnya, mengapa tidak mendalami isu hukum tertentu yang sangat krusial seperti kasus Sambo, kasus TPPU hingga 340 Triliun, Pelanggaran HAM berat era 98 dan era Jokowi. Problem hukum uang tumpul ke atas tajam ke bawah, dan korupsi politik dalam pemilu termasuk korupsi yang merajalela atau KKN di lingkaran elit kekuasaan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (13/12).
Ketidak mendalaman itu, diperparah dengan peran yang tidak optimal dari para panelis.
“Terkait dengan penilaian terhadap masing-masing calon presiden, saya menilai debat pertama memang dimenangkan oleh Anies Baswedan, runner up nya Ganjar Pranowo dan posisi ketiga ada pada Prabowo Subianto,” tuturnya.
Namun, perlu diingat kemenangan dalam debat tidak menjadi ukuran untuk memenangkan pilpres.
Efek debat akan terjadi masif, jika ada amplifikasi narasi debat capres ke publik secara luas dan mudah dimengerti oleh rakyat secara umum.
“Narasi debat capres yang mudah dimengerti oleh rakyat, maka dialah capres yang akan diterima rakyat banyak dan mungkin akan dipilih rakyat,” ujarnya.
Pengamat politik sebut debat capres pada putaran pertama dianggap kurang mendalam. Begini penjelasan lengkapnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News