Hasil Survei LSN, Prabowo-Gibran Unggul Telak di Jabar

jabar.jpnn.com, BANDUNG - Lembaga Survei Nasional (LSN) sudah mengeluarkan survei terbaru terkait elektabilitas ketiga pasang calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden menjelang serta partai politik tiga bulan jelang pemilihan umum (Pemilu) serentak 2024 mendatang,

Dari data yang dirilis LSN, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul telak dari dua pasangan lainnya. Paslon nomor urut dua ini tetap kokoh berada diperingkat satu meskipun tengah diterpa isu yang menyebutkan ada tindakan ketidaknetralan pemerintah.

Seiring unggulnya survei Prabowo dan Gibran tentunya disertai perkembangan elektabilitas partai pengusungnya yakni Gerindra. Adapun survei nasional telah dilaksanakan LSN pada 5 s/d 12 November 2023 di 38 provinsi di seluruh Indonesia.

"Hasil survei ini dikumpulkan dari mayoritas Warga Negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP). Jumlah sampel sebanyak 1420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling)," ucap Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry dalam keterangan tertulisnya kepada JPNN.com, dikutip Sabtu (25/11).

Kata Gema, pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner. Sedangkan ambang kesalahan (margin of error) yang ditetapkan dalam survei ini sebesar +/- 2,6% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%.

LSN mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden, contohnya ketika Pemilu dilaksanakan saat ini paslon mana yang dipilih, dan sebanyak 42,1% responden menjatuhkan pilihan pada Prabowo-Gibran.

"Kemudian pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dipilih oleh 28,8% responden dan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar didukung oleh 25,2% responden. Sementara itu sebanyak 3,9% responden mengaku belum bisa memutuskan pilih paslon mana," jelasnya.

Dengan gambaran peta elektabilitas seperti tersebut di atas, hampir pasti Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran. Namun mengingat sisa waktu masih dua bulan lebih segala kemungkinan masih bisa terjadi, termasuk kemungkinan Pilpres berlangsung satu putaran saja.