Kritisi Putusan MK, Ketua BEM UI Dihujani Teror dan Intimidasi
jabar.jpnn.com, DEPOK - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), Melki Sedek Huang mengaku mendapatkan banyak intimidasi ketika mengkritisi putusan MK.
Menurutnya situasi politik dan hukum hari ini berkecamuk hingga terbitnya putusan MK kontroversial yang meresahkan bagi masyarakat.
Ditambah pencalonan presiden dan wakil presiden yang telah mencuat namanya turut memberikan keresahan baru akan situasi demokrasi juga konstitusi Indonesia.
Setelah mengkritisi hal tersebut, dia mengaku banyak mendapatkan intimidasi.
“(Intimidasinya) rumah saya didatangi oleh aparat keamanan, ada dari TNI dari Polri yang menanyakan ke ibu saya, ‘Melki itu biasanya balik ke rumah kapan? Melki kalau di rumah kegiatannya apa saja, Ibu kalau di rumah komunikasinya bagaimana dengan Melki',” ucapnya seusai kegiatan Kuliah Untuk Melawan (Kultum) Kebangsaan, Penghianatan Konstitusi oleh Dinasti, Selasa (7/11).
Selain itu, Melki mengaku sudah beberapa kali ditelepon dari pihak keamanan, hingga ada aparat yang menelpon ke sekolahnya.
“Guru di sekolah saya SMA 1 Pontianak juga ada yang telepon, katanya menjelang putusan MK ada yang tanya Melki pas sekolah gimana, Melki kebiasaannya apa dan lain sebagainya. Ini bukan soal Melki, tetapi hanya juga teman-teman BEM, gerakan mahasiswa, gerakan rakyat, people society mengalami hal yang sama,” terangnya.
Meski demikian, berbagai ancaman yang hadir tidak membuatnya gentar.
Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang sebut kalau dirinya kerap kali mendapatkan intimidasi dan teror seusai mengkritisi putusan MK.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News