Gegara Kaesang Pangarep PKS dan PDIP Depok Bersitegang, Psywar Dimulai!
"Fakta empirisnya memang Depok masih PKS, mirip fakta empiris Solo adalah PDIP," pungkasnya.
4. Pencalonan Kaesang Dikatakan Sebagai Jurus Aji Mumpung Jokowi
Menurut Ubedilah Badrun, ambisi Kaesang untuk maju dalam pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Depok menunjukan rakusnya kekuasaan.
"Saya cermati itu langkah yang melengkapi kesimpulan, bahwa keluarga Jokowi ini diam-diam rakus kekuasaan. Dalam terminologi politik itu, bisa disebut sebagai upaya membangun dinasti politik gaya baru yang mengabaikan hal etis di dalam politik," tegasnya, saat dihubungi, Selasa (13/6).
Baginya, itu merupakan dinasti gaya baru yang mengesankan, bahwa seseorang dipilih oleh rakyat melalui pemilu, tetapi motif sesungguhnya adalah membangun dinasti politik agar keturunannya terus berkuasa dan menguasai sumber daya untuk kelangsungan kekuasaan diri dan keluarganya.
Baginya, yang terjadi adalah politik aji mumpung, yaitu praktek politik yang dilakukan mumpung semua sumber daya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaanya.
"Jadi, jika Gibran, Kaesang dan lain-lainya keluarga Jokowi maju mengikuti kontestasi pemilu secara politik liberal, secara aturan, boleh-boleh saja. Tetapi mereka bisa masuk kategori model baru politik dinasti," jelasnya.
Dalam terminologi budaya politik Jawa, hal yang dilakukan oleh Kaesang, Gibran dan Boby merupakan politik aji mumpung.
"Suatu politik kekuasaan yang memanfaatkan posisi sosial dan politiknya untuk terus berkuasa baik diri maupun keluarganya," terangnya.
Gegara nama Kaesang Pangarep yang semakin mencuat akan maju sebagai Depok Pertama, membuat PKS dan PDIP saling melempar komentar hingga psywar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News