IPO: Kepemimpinan Ridwan Kamil di Jabar Sarat Kepentingan Pribadi

Kata Dedi, Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar, masuk kategori orientasi kepentingan pribadi.

“Artinya, dia disenangi karena populis, banyak orang yang kemudian memuji, tetapi itu kan sifatnya popularitas Ridwan Kamil sebagai personal dan tidak berdampak kepada masyarakat Jabar, termasuk tidak berdampak pada pembangunan,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, pria yang karib disapa Emil itu juga dinilai sebagai pemimpin yang gemar menghambur-hamburkan dana APBD.

Salah satunya yaitu pemberian dana hibah sebesar Rp 7 miliar kepada organisasi KNPI.

“RK (Ridwan Kamil) juga saya kira termasuk pemipin yang gemar mengeluarkan atau memeberikan hibah secara tidak peruntukannya, misalnya yang terbaru RK menggelontorkan hibah Rp 7 miliar untuk KNPI misalnya,” tuturnya.

Dengan beberapa hal yang sudah dijabarkannya, Dedi menyebutkan kalau Jawa Barat tidak membutuhkan sosok pemimpin seperti Ridwan Kamil, apabila hanya memprioritaskan hal-hal yang bersifat populis saja.

“Kalau dibandingkan dengan pengelolaan anggaran yang dilakukan Presiden Jokowi atau skala nasional, tentu sangat jauh. Untuk ukuran Jabar dengan APBD yang cukup besar, Sebenarnya kita tidak perlu Ridwan Kamil, siapa saja bisa menjadi gubernur kalau pengelolaan anggarannya menjadi urusan-urusan yang sifatnya populis, seperti membangun taman dan Masjid Al Jabbar,” tegasnya. (mcr27/jpnn)