IPO: Kepemimpinan Ridwan Kamil di Jabar Sarat Kepentingan Pribadi

jabar.jpnn.com, BANDUNG - Menjelang berakhirnya kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar banyak membangun hal-hal yang dinilai tidak bermanfaat bagi masyarakat.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah bahkan membandingkan dana anggaran triliunan rupiah yang digelontorkan pemerintah pusat untuk penyelesaian banjir dan macet di wilayah Bandung Raya, dengan pembangunan Masjid Raya Al Jabbar yang dibuat Ridwan Kamil.

“Pertama, Ridwan Kamil sudah sangat populer sebagai Wali Kota Bandung termasuk juga Gubernur Jawa Barat yang lebih banyak membangun hal-hal yang tidak substansial dibanding sisi kepentingan publik,” katanya dihubungi JPNN, Rabu (8/3).

Menurutnya, Masjid Al Jabbar dan taman-taman yang dibuat di era kepemimpinan Ridwan Kamil hanya untuk kepopuleran secara politik.

Namanya kian bersinar karena dinilai publik berhasil mempercantik tata ruang kota dan membangun sebuah ikon daerah.

“Kita bisa lihat bagaimana taman-taman itu dibangun, tetapi tidak kemudian diikuti dengan kepentingannya demi kemaslahatan bersama, misalnya pembangunan jalan, termasuk juga bagaimana mengurai kemiskinan, banjir, dan lain sebagainya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Dedi pun berpendapat kalau Ridwan Kamil dianggap sebagai pemimpin yang gagal serta tidak becus dalam memprioritaskan hal-hal yang seharusnya bisa didahulukan, ketimbang membuat bangunan masjid yang jumlahnya sudah sangat banyak di Jabar.

“Ridwan Kamil bisa dianggap sebagai pemimpin yang gagal karena dia tidak bisa membaca mana yang perlu didahulukan karena ada orientasi publik dan mana yang didahulukan karena orientasi politik pribadi,” tuturnya.