Pemkot Bogor Siapkan Langkah Jitu Untuk Mencegah Inflasi Menjelang Nataru
"Faktor ini kami kendalikan dengan sidak. Pada sidak itu kami akan memantau harga sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan pembeli. Kalau ada harga yang lebih tinggi dari dua acuan itu kami telusuri kenapa harganya lebih tinggi, apakah ada penimbunan atau dari distributor atau produsen memang sudah mahal," tuturnya.
Ketiga, pihaknya melakukan gerakan menanam. Jadi, untuk komoditas-komoditas pangan tertentu masyarakat bisa memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk menanam cabai dan lainnya supaya tidak ketergantungan pada pasar.
Kegiatan keempat yang juga sudah dilakukan, yakni memberikan subsidi transportasi bagi komoditas yang harganya naik, serta memberikan subsidi BBM kepada driver ojol dan padat karya agar masyarakat golongan tertentu tetap mempunyai daya beli.
"Pemerintah Kota Bogor menjalin kerja sama dengan daerah lain. Saat ini Kota Bogor sudah bekerja sama dengan Ciamis dan Sukabumi. Tujuan kerja sama ini untuk mendapatkan komoditas yang harganya lebih murah, jika sewaktu-waktu komoditas mengalami kenaikan bisa mendapatkan barang dari daerah yang berlebih dan harganya murah," jelasnya.
Syarifah menambahkan saat ini inflasi Kota Bogor di angka 5,89 persen. Angka ini turun dibanding Oktober 2022 yang berada di angka 5,94 persen.
Meski November mengalami penurunan, pihaknya tetap melakukan antisipasi dengan melakukan berbagai kegiatan pengendalian inflasi mengingat Desember ada natal dan tahun baru.
"Kami juga koordinasi secara intensif dengan BPS supaya apa yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor sesuai dengan indikator pengendalian inflasi," pungkasnya. (mcr19/jpnn)
Untuk mengantisipasi adanya inflasi jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), TPID Kota Bogor lakukan koordinasi untuk membahas berbagai upaya yang dilakukan.
Redaktur : Yogi Faisal
Reporter : Lutviatul Fauziah
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News