Kena PHK Karena Pandemi, Begini Kisah Pilu Ade Sebagai Tukang Fotokopi Keliling di Kota Depok
“Akhirnya saya coba dan ternyata memang kebutuhan akan fotokopi keliling di Depok ini cukup tinggi,” ujarnya.
Dari pukul 08.00 WIB dirinya sudah mangkal di kawasan perkantoran Grand Depok City (GDC), tepatnya di dekat kantor DPRD Kota Depok.
Terkadang, dalam melakukan pekerjaan ini Ade juga dibantu oleh putra sulungnya yang saat ini masih duduk di bangku kuliah.
Sebenarnya jasa yang Ade tawarkan tidak jauh berbeda dengan tukang fotokopi pada umumnya, yakni fotokopi, scan, print dan menyediakan ATK.
“Di sini saya fotokopi perlembar Rp 500, print warna Rp 3 ribu, print hitam putih Rp 2 ribu. Alhamdulillah sehari bisa habis setengah hingga 1 rim kertas,” kata pria 48 tahun itu.
Ade pun tidak pernah mengeluhkan apa yang dijalaninya saat ini, dia selalu mensyukuri berapapun rezeki yang diterimanya setiap hari.
Baginya, jika kebutuhan sehari-hari sudah dapat tercukupi itu sudah membuat dirinya dan keluarga senang.
“Kalau penghasilan selama di sini ya cukuplah, bisa untuk kebutuhan sehari-hari, terutama biaya hidup, kemudian beli kertas dan ganti tinta,” pungkas Ade. (mcr19/jpnn)
Kisah pilu perjuangan eks teknisi pabrik bernama Ade yang menjadi korban PHK gegara pandemi Covid-19. Kini Ade berprofesi sebagai tukang fotokopi keliling.
Redaktur : Yogi Faisal
Reporter : Lutviatul Fauziah
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News