Kemenkes, ITB dan BRIN Siap Wujudkan Konsep Green Pharmacy

Ia mengambil contoh, garam farmasi misalnya, bahan bakunya justru bersumber dari Indonesia. Namun hingga kini Indonesia belum memiliki kemampuan untuk memproses garam tersebut menjadi garam farmasi.
"Kita kan punya banyak garam, tapi kita belum punya kemampuan untuk memproses garam itu menjadi level garam farmasi, nah sekarang peneliti BRIN bekerjasama dengan Kimia Farma menghasilkan garam farmasi," ujarnya
"Demikian juga dengan obat tradisional yang bisa membantu mengurangi ketergantungan dari obat dari luar. Termasuk jejamuan," tambah Agus
Di tempat yang sama, Dekan Sekolah Farmasi ITB I Ketut Adyana menambahkan, pihaknya siap mendukung konsep green pharmacy demi terciptanya kemajuan dalam bidang farmasi.
Menurutnya, Green Pharmacy dipahami sebagai suatu konsep pengembangan dan pelaksanaan ilmu, riset, praktek, dan Industri farmasi yang memiliki wawasan ramah lingkungan.
Sekolah farmasi ITB memiliki 5 kelompok kellmuan (KK). Di antaranya Farmakokimia, Biologi farmasi, Farmakologi-Farmasi Klinik,Farmasetika, dan Ilmu Keolahragaan, yang masing-masing ada bisa berkaitan dengan green pharmacy.
Selain itu, seminar internasional yang bertajuk 'Green Pharmacy: From Innovation Towards Development and Application for The Bright Future' ini diikuti berbagai pihak baik dari akademisi, peneliti, praktisi, maupun profesi yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan produk farmasi.
Di antaranya mencakup bahan dan sediaan obat, kosmetik, dan pangannutrasetikal.
Kementerian Kesehatan menggandeng BRIN dan ITB dalam dalam melakukan pengembangan serta penelitian untuk menyukseskan konsep green pharmacy.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News