Riset Tahap Pertama Glow di Kebun Raya Bogor Sudah Keluar, Begini Hasilnya
“BRIN tetap fokus untuk menjalankan lima fungsi KRB agar dapat berjalan secara optimal. Sehingga keberadaan KRB mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemajuan ilmu pengetahuan, penelitian dan juga perekonomian bangsa,” jelasnya.
Dia menjelaskan program Glow hanya mengambil area sekitar tiga persen dari total luas KBR Bogor yang mencapai 87 hektare.
Lokasinya juga jauh dari cagar budaya dan situs-situs yang berada di kebun raya yang tidak boleh digunakan untuk aktivitas publik.
“Kami memiliki komitmen yang sama dengan masyarakat, bahwa KRB ini adalah aset bangsa yang harus selalu dijaga dan dapat dioptimalkan untuk kemajuan masyarakat,” ujarnya.
Program Glow merupakan salah satu terobosan yang dilakukan BRIN bersama mitranya, PT Mitra Natura Raya, dalam menghadirkan sarana edukasi dan wisata pertama di Asia Tenggara.
Konsep tersebut sudah lebih dulu diterapkan di berbagai kebun raya di sejumlah negara seperti Kew Garden-Inggris, Desert Botanical Garden-Arizona, Fairchild Tropical Botanic Garden-Amerika.
Kehadiran sarana ini juga disesuaikan dengan kearifan budaya lokal, sehingga semakin memperkaya informasi bagi para pengunjung.
“Sesuai dengan fungsinya, kebun raya meliputi konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan,” kata Handoko.
BRIN telah melakukan riset tahap pertama dan hasilnya intensitas Cahaya Glow tergolong sangat rendah untuk menimbulkan dampak negatif ke tumbuhan di KRB.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News