Ratusan Pelajar di Cianjur Harus Menerjang Sungai Demi Bersekolah

"Jadi memang sudah terbiasa seperti ini kalau air (sungai) besar, putus sekolah dulu. Kalau airnya sudah dangkal baru mereka mau bersekolah," ujarnya.
Selain jembatan yang putus, akses jalan dari kampung seberang ke sekolah Padawaras pun cukup jauh. Kata Wahyu, waktu tempuh yang harus dilalui sekitar 3 jam bila menggunakan sepeda motor.
Lebih lanjut, Wahyu menuturkan, dirinya sudah mengajukan usul soal pembangunan atau perbaikan jembatan.
Namun, pandemi Covid-19 terpaksa membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur belum juga melakukan perbaikan.
Dia mengungkapkan, baru beberapa minggu ke belakang ada perwakilan dari dinas tertentu yang mengecek kondisi jembatan rusak tersebut.
Kendati demikian, Wahyu belum bisa memastikan apakah pengecekan tersebut ada kaitannya dengan pembangunan jembatan baru atau tidak.
Wahyu berharap, pemerintah daerah bisa segera melakukan pembangunan jembatan. Karena, selain untuk siswa sekolah, jembatan pun menjadi akses masyarakat untuk menjual hasil bumi mereka.
Selain itu, jembatan ini juga penting ketika ada orang sakit dan harus dibawa cepat ke fasilitas kesehatan.
Minim infrastuktur, ratusan pelajar di Cianjur harus menerjang arus Sungai Ciujung demi bersekolah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News