Kota Dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia Ternyata Ada di Indonesia

Berdasarkan data emisi gas rumah kaca secara global 2016, sektor yang paling banyak menghasilkan gas rumah kaca adalah sektor energi baik dari industri, bahan bakar transportasi, penerbangan, dan sebagainya.

"Perubahan cuaca dari tahun ke tahun sangat ekstrem, 2021 dinobatkan sebagai tahun paling panas keenam di dunia dalam catatan," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/8).

Perubahan iklim juga berdampak pada sosial ekonomi, mulai dari hilangnya kapasitas bekerja, kekurangan pasokan air bersih di beberapa daerah, serta menurunnya produktivitas panen sehingga harga bahan pokok ikut naik.

Fenomena ini bisa menyebabkan kemiskinan secara meluas. Namun, manusia juga yang bisa memperbaiki dan kembali melestarikan kondisi lingkungan.

"Oleh karena itu, upaya pengembangan ekonomi dan juga teknologi harus dibarengi dengan pelestarian dan juga pemulihan alam," ujar Feby yang juga hadir sebagai pembicara di acara Corporate Green Commitment Awards 2022: Ideal Environment, Equal Civilization.

Upaya membangun energi berkelanjutan bisa dilakukan dengan tiga dimensi. Pertama, dengan Energy Security, yaitu memastikan pasokan energi dengan memanfaatkan sumber energi setempat sehingga ketahanan dan majuan energi bisa terwujud.

Dimensi kedua, dengan Energy Equity memastikan masyarakat dapat mengakses energi secara mudah dengan harga terjangkau.

"Ketiga dimensi Environmental Sustainability, untuk memastikan penyediaan energi yang ramah lingkungan juga berkelanjutan, dengan mendorong pembangunan infrastruktur energi terbarukan dan sumber energi rendah karbon lainnya seta meningkatkan upaya efisiensi energi baik supply maupun demand," tutupnya. (mcr19/jpnn)