Dislutkanak Cianjur Kekurangan Tenaga Medis Dalam Penanganan Wabah PMK
jabar.jpnn.com, CIANJUR - Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Cianjur Ahmad Rifai menyebut, pihaknya membutuhkan tenaga medis tambahan dalam upaya pencegahan penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pasalnya, Dislutkanak Cianjur hanya memiliki satu orang dokter hewan, 10 orang tenaga kesehatan hewan dari tiga UPTD.
Oleh karena itu, penanganan cepat wabah PMK tidak dapat dilakukan akibat keterbatasan sumber daya manusia (SDM).
"Penyebaran kasus yang cepat, ditambah minim-nya petugas di lapangan menjadi kendala terbesar kami saat ini," ucap Ahmad di Cianjur, dikutip Kamis (9/6).
Ahmad menuturkan, untuk menutupi kekurangan SDM pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).
"Kami banyak melakukan komunikasi dengan PDHI yang siap membantu dalam melakukan upaya penanganan PMK," ujar Ahmad.
Terkait perkembangan wabah PMK di wilayah Cianjur, Ahmad menambahkan, sebanyak 143 ekor sapi terindikasi PMK.
Sapi yang dinyatakan terjangkit PMK, telah diisolasi selama 14 hari, sebelum dinyatakan sembuh. Selain itu, seluruh kegiatan di peternakan yang terdapat sapi terjangkit dihentikan untuk sementara.
Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Cianjur kekurangan tenaga medis dalam mengantisipasi penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News