Migor Curah Belum HET, Pemkot Bandung Imbau Pedagang Beli Minyak ke ‘Simirah’
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memantau harga mintak goreng curah agar sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 15.500 per kg atau Rp 14.000 per liter.
Pemantauan tetap dilakukan, kendati harga migor curah saat ini sudah mulai menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Diketahui, pada Februari silam, harga migor curah pernah menyentuh harga sekitar Rp 20.000 per kg.
Berdasarkan pantaun, saat ini harga migor curah di Pasar Kosambi berkisar Rp 15.000 – Rp 16.000 per liter.
“Dari rekan-rekan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, pada hasil pantauan sebelumnya ditemukan adanya permasalahan distribusi. Sehingga pengecer kesulitan mendapatkan minyak dengan harga yang sesuai,” kata Wali Kota Bandung Yana Mulyana pada keterangan resminya, Senin (6/6).
Permasalahan tersebut akan ditindaklanjuti Pemkot Bandung untuk memastikan distribusi migor curah berjalan sesuai dengan mekanisme yang seharusnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kementrologian Disdagin Bandung Meiwan Kartiwa menjelaskan, salah satu faktor masih tingginya harga migor curah di Bandung karena rantai distribusi yang panjang.
“Kebanyakan yang jual di atas HET itu karena mereka mendapatkan minyak bukan dari distributor atau subdistributor yang terdaftar pada aplikasi sistem infomrasi minyak goreng curah (Simirah). Sehingga harga jualnya pun tinggi,” ungkap Meiwan.
Pemkot Bandung meminta pedagang migor curah untuk membeli minyak ke distributor 'Simirah'.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News