Kisah Pedagang Kopi Keliling yang Meraup Rupiah dari Kemacetan Arus Mudik Lebaran

jabar.jpnn.com, BANDUNG - Kemacetan lalu lintas tak selalu menjadi hal yang menjengkelkan. Bagi sebagian orang, dari sana mereka justru bisa meraup keuntungan barang seribu, dua ribu, untuk bisa berbelanja kebutuhan lebaran.
Seperti yang dialami Herman (43 tahun) pedagang kopi keliling di jalur selatan Nagreg, Kabupaten Bandung.
Herman yang sehari-hari berprofesi sebagai petani itu beralih menjadi pedagang kopi keliling saat musim mudik tiba. Herman biasanya akan mulai turun ke jalanan pada h- 4 lebaran.
Dia menggotong termos air panas, kopi sachet, dan gelas plastik, kemudian menawarkan kepada para pengendara yang terjebak kemacetan dalam perjalanan mudik.
Biasanya, Herman akan ‘mangkal’ di Jalan Raya Lingkar Nagreg – Cikaledong, menanti kemacetan atau kendaraan yang berhenti karena skema pengalihan arus.
Jasa Herman berkeliling menawarkan kopi patut diacungi jempol. Kopi seduhannya barangkali bisa mengusir kejenuhan atau kantuk yang datang, apalagi jika menyetirnya malam hari.
Herman mengatakan, keuntungannya dari berjualan kopi keliling saat musim mudik cukup menjanjikan. Dalam sehari penghasilannya Rp300 ribu, jauh lebih besar ketimbang menjadi buruh cangkul di sawah.
“Iya soalnya lumayan penghasilannya. Sehari bisa sampai Rp300 ribu,” kata Herman ditemui di Lingkar Nagreg, Minggu (30/3/2025).
Kemacetan di jalur mudik dimanfaatkan sejumlah orang untuk meraup keuntungan, salah satunya pedagang kopi keliling.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News