Penjelasan SMAN 6 Depok Soal Polemik Study Tour Jatim-Bali

Selain kunjungan ke kampus, dia juga menjelaskan bahwa para siswa kelas XI yang berangkat KOB tinggal di rumah-rumah warga di sebuah dusun, di sebuah desa di daerah Malang.
“Aktivitas mereka adalah mengikuti aktivitas penduduk di sekitarnya, melakukan observasi lingkungan, baik lingkungan alam maupun budaya setempat. Kemudian, hasil akhirnya nanti mereka akan menyusun sebuah laporan dalam bentuk karya tulis ilmiah,” ungkapnya.
Kemudian, ke Bali merupakan bagian terakhir dalam perjalan KOB tersebut.
“Untuk ke Bali sendiri adalah bagian terakhir setelah sekian hari melalui kegiatan yang mungkin melelahkan buat anak-anak, maka mereka refreshing, di sana pun refreshing bukan refreshing ke pantai, piknik-piknik dan sebagainya, tetapi mengunjungi Desa Penglipuran yang konon katanya adalah desa terbersih di dunia. Apa sih yang membuat desa itu menjadi terbersih di dunia,” kata Syahri.
“Mereka lakukan lagi observasi di situ, syukur-syukur bisa diterapkan, minimal di lingkungan sekolah kami,” lanjutnya.
Dirinya menyayangkan, bahwa yang diketahui publik seolah-olah perjalanan study tour yang dilakukan full di Bali.
“Kalau selama ini kan yang diberitakan itu di highlightnya itu seolah kami itu full di Bali healing-healing dan sebagainya. Jadi saya tegaskan kembali bahwa tidak seperti itu,” bebernya.
Kemudian, muncul pemberitaan yang menjadi viral terkait ada orang tua siswa menjerit karena pembiayaannya mahal.
Pihak SMAN 6 angkat bicara terkait permasalahan study tour keas XI yang direspons oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Begini penjelasan lengkapnya
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News