Resmi Berganti Nama, KA Parahyangan Berhenti di 8 Stasiun Jawa Barat
“Tujuannya, kita ingin membangkitkan ekonomi daerah. Sehingga, kalau sekarang itu orang pengen cepat, naiknya Whoosh. Tetapi kalau untuk kereta-kereta yang lokal, mau rekreasi, tidak mengejar kecepatan waktu, itu pakai Parahyangan," jelasnya.
Selain itu, waktu tempuh juga akan menyesuaikan dan tidak akan bertambah menjadi lebih lama meski ada pemberhentian di tiga stasiun tersebut. Selain itu, tarif juga nantinya akan disesuaikan.
"Jadi waktunya tetap sekitar tiga jam, dan kita akan mendengarkan suara masyarakat nih mengenai tarif pun nanti akan kita adaptasi ya. Kalau dulu menengah ke atas, untuk sekarang kita menengah ke bawah. Kita ingin mengangkut semua masyarakat," ungkapnya.
"Sehingga, saya ingin yakinkan pada masyarakat bahwa kereta api Parahyangan ini tetap menjadi milik Jawa Barat, milik bumi Parahyangan dan kereta api akan terus mendengarkan aspirasi masyarakat," terang dia.
Sebelumnya, Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Ayep Hanapi mengatakan tarif KA Parahyangan tetap sama, yakni kelas ekonomi Rp150 ribu, dan kelas eksekutif Rp200 ribu-250 ribu.
"Untuk pelayanan masih sama, dan waktu tempuh rata-rata tiga jam," ujar Ayep.
Ayep mengatakan, seri kereta api Argo sebenarnya hanya melayani kelas penumpang eksekutif. Namun, KA Argo Parahyangan juga menyediakan kelas ekonomi.
Untuk mengembalikan kereta seri Argo kepada peruntukannya, yakni kelas eksekutif, maka KAI menghapus nama Argo dalam KA Argo Parahyangan, menjadi KA Parahyangan.
Begini penjelasan Dirut PT KAI perihal penambahan stasiun yang melayani KA Parahyangan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News