Wabah PMK Ancam Populasi dan Harga Sapi Potong di Bekasi

Budiyono mengaku kondisi wabah PMK yang semakin meluas ini disebabkan juga oleh kondisi sapi telah terlebih dahulu mengidap penyakit lain, mulai dari jantung hingga paru sehingga mudah terpapar PMK lantaran lemah daya tahan tubuh.
"Sekarang peternak agak takut dengan wabah, wabah lebih parah karena sapi sudah ada komorbid baik paru maupun penyakit di jantung jadi ketika kena PMK langsung ambruk. Dampaknya sekarang kami agak sulit untuk bisa memilih dan memilah sapi yang lebih sehat," katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Dwian Wahyudiharto mengaku ada kenaikan kasus PMK dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data hingga pekan keempat Januari 2025, terdapat 86 ekor sapi yang sakit, 26 ekor sapi yang sembuh, 10 ekor sapi dipotong paksa serta tiga ekor lain mati.
"Memang menjelang beberapa pekan terakhir ini kami mengalami kenaikan kasus PMK yang menyerang ternak seperti sapi, ada juga kambing dan domba. Saat ini vaksin terus kami gencarkan agar tidak semakin meluas. Di awal tahun ini sudah 1.000 dosis vaksin yang diberikan," katanya.
Tidak sebatas vaksinasi, pihaknya juga memperketat jalur distribusi hewan ternak, terutama dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setiap ternak yang datang harus dikarantina minimal 14 hari.
"Pengawasan terhadap lalu lintas terutama di pasar-pasar hewan, rumah potong hewan, juga kandang-kandang peternak. Monitoring ternak asal Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui akses tol, setiap sapi yang datang langsung dikarantina. Kami juga terus melakukan edukasi peternak agar tahu bagaimana pencegahan dan penanganan sebelum makin parah," kata dia. (antara/jpnn)
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak mengancam populasi dan harga sapi potong di Kabupaten Bekasi
Redaktur & Reporter : Yogi Faisal
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News