Pertahankan Resep Turun-Temurun, Dodol Khas Imlek di Bekasi Kebanjiran Pesanan
Selain beredar di Kabupaten Bekasi, dodol produksi keluarganya juga dikirim ke pelanggan tetap dari luar kota seperti Jakarta, Bogor, Karawang, Bandung hingga Pamanukan.
"Untuk memenuhi permintaan pelanggan menjelang Imlek, kami sekarang sudah memproduksi dodol dalam ukuran ton dari kilogram pada hari-hari biasa. Omzet puluhan juta lah per hari," katanya.
Dirinya bahkan telah mengantisipasi kenaikan jumlah pesanan dengan menambah karyawan menjadi 12 orang yang berproduksi setiap saat dari semula hanya 10 orang.
"Kalau karyawan ada yang dari warga sekitar ada juga yang dari Kecamatan Pebayuran. Kalau yang dari Pebayuran itu sudah turun-temurun, awalnya dari mertua," katanya.
Ester mengaku tahun ini menghadapi tantangan berupa kenaikan harga bahan baku dodol hingga terpaksa melakukan penyesuaian terhadap harga jual namun tetap mengutamakan kualitas produk.
"Gula, tepung sama beras ketan. Bahan bakunya cuma itu. Harganya semua naik. Terpaksa harga jual juga dinaikkan. Pembeli kadang-kadang yang mengerti, ada juga yang menawar. Harga dodol di sini Rp32 ribu per kilogram. Kalau yang dodol susunan juga dihitung per kilo tapi harganya beda Rp34 ribu," katanya.
Ia tetap meyakini bahwa dengan mempertahankan konsep tradisional, dodol buatannya yang bermerk dagang 'Cahaya Hidup' akan terus menjadi sajian khas di meja-meja makan saat Imlek.
"Harapan saya ingin terus maju dan jalan terus walaupun masih tetap mempertahankan cara tradisional," katanya. (antara/jpnn)
Dodol khas Imlek di Kabupaten Bekasi kebanjiran pesanan lantaran produsen tetap mempertahankan resep turun-temurun dari keluarga
Redaktur & Reporter : Yogi Faisal
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News