Pengangguran Jabar dan Harapan yang Belum Padam
jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Kabar baik datang dari laporan terbaru Bank Dunia bertajuk "Global Economic Prospects" edisi Juni 2024. Dalam laporan ini, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih tinggi dari prediksi sebelumnya. Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 5,1 persen pada 2025. Angka ini naik tipis dibanding proyeksi sebelumnya, yang berada di level 4,9 persen untuk tahun tersebut.
Apa yang mendukung optimisme ini? Menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Dengan inflasi yang mulai melandai dan biaya kredit yang lebih rendah, masyarakat memiliki daya beli lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan untuk investasi kecil-kecilan.
Bayangkan saja, saat harga-harga kebutuhan pokok mulai stabil dan suku bunga pinjaman bank tidak lagi terlalu "mencekik," masyarakat tentu lebih leluasa untuk berbelanja, menabung, atau bahkan memulai usaha baru. Inilah yang disebut sebagai "pemicu roda ekonomi," karena konsumsi rumah tangga menyumbang porsi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tentu prediksi ini patut kita sambut baik dengan penuh optimis. Sebab, Indonesia memiliki cita-cita besar 2045 menjadikan negara maju di 100 tahun kemerdekaannya. Salah satu perhatian besar ada di aspek ekonomi, terutama soal pengangguran.
Pemerintah punya target besar, yaitu menekan tingkat pengangguran ke level alamiah, sekitar 3-4 persen. Kondisi ini dikenal dengan istilah full employment, yang artinya hampir semua orang yang ingin bekerja bisa mendapatkan pekerjaan.
Kenapa ini penting? Karena jika tingkat pengangguran rendah, ada banyak dampak positif. Masyarakat punya penghasilan, daya beli meningkat, dan kemiskinan bisa ditekan. Ini semua akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Jabar Juara Pengangguran
Namun jika melihat skala regional, Provinsi Jawa Barat, dengan segala potensinya, masih berhadapan dengan salah satu tantangan terbesar yaitu pengangguran. Padahal, provinsi ini tak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga memiliki sumber daya manusia yang melimpah. Sayangnya, angka pengangguran di Jawa Barat tetap menjadi "momok" yang terus menghantui.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, Jawa Barat memiliki jumlah penduduk sebanyak 50.345.200 orang atau setara dengan 17,88 persen dari total penduduk Indonesia. Meskipun memiliki populasi yang besar, Jawa Barat mencatatkan angka pengangguran terbuka tertinggi di Indonesia, dengan total 1.888.287 jiwa.
Provinsi Jawa Barat, dengan segala potensinya, masih berhadapan dengan salah satu tantangan terbesar yaitu pengangguran.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News