Peneliti BRIN Ungkap Masyarakat Sunda Paham Astrologi Sejak Dulu
jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Manuskrip, Literatur dan Tradisi Lisan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Heryana mengungkapkan masyarakat Sunda sudah paham mengenai ilmu astrologi sejak zaman dulu.
Hal itu berdasarkan manuskrip atau naskah kuno Sunda yang diteliti BRIN.
Agus menuturkan, manuskrip Sunda mewartakan keberadaan benda-benda langit (astronomi) dalami bentuk aplikatif dan ajaran spiritual.
Matahari, bulan, bintang, awan, langit seringkali menjadi penunjuk arah, baik tempat maupun waktu.
Penanggalan (sistem kalender) dan arah mata angin juga sering diungkap pada naskah-naskah Sunda, khususnya naskah Paririmbon, untuk menentukan sebuah pekerjaan atau peruntungan.
“Namun tidaklah dalam pandangan spiritual, keberadaan benda-benda langit (astronomi) digunakan untuk mengekspresikan perjalanan ruh atau atman manusia dalam mencapai kebahagiaan tertinggi dengan Tuhan-nya. Hubungan manusia dengan Tuhan dijalin melalui ciptaanNya, yakni alam semesta,” kata Agus dalam keterangannya, Senin (30/9).
Berdasarkan isinya, manuskrip Sunda bisa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu agama, bahasa, hukum/aturan, kemasyarakatan, mitologi, pendidikan, pengetahuan, primbon, sastra, sastra sejarah, sejarah, dan seni.
Berkaitan dengan tema astronomi dalam manuskrip, ia menjelaskan, sejauh penelitian yang ada belum diperoleh manuskrip yang membahas secara penuh dan khusus mengenainya.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan masyarakat Sunda sudah paham mengenai ilmu astrologi sejak zaman dulu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News