DLHK Karawang Minta Warga Tak Nyalakan Api di Sekitar Semburan Sungai Citarum
"Kami langsung terjun ke titik kejadian untuk melakukan verifikasi lapangan terkait munculnya gelembung udara di Sungai Citarum segmen Batujaya-Pakisjaya," katanya.
Berdasarkan fakta dan temuan di lapangan, gelembung udara yang berasal dari dasar sungai itu muncul di beberapa titik pada 14-16 September 2024.
"Terjadinya kemunculan gelembung udara dari dasar Sungai Citarum itu, terjadi di beberapa titik, mulai dari Desa Segaran Kecamatan Batujaya dan Desa Telukbuyung Kecamatan Pakisjaya, yang berjarak sekitar 3 kilometer," katanya.
Melly menuturkan, menurut keterangan warga, gelembung udara yang keluar dari dasar sungai membawa lumpur berwarna hitam, mengeluarkan bau menyengat, menimbulkan arus/gelombang air dan membentuk lingkaran hitam dengan diameter bervariasi antara 1-8 meter.
"Hal ini tergantung dari kedalaman sungai dan kekuatan gelembung udara, bahkan ada yang mancur ke atas permukaan air, yang terlihat oleh warga yang tinggal di bantaran sungai tetapi tidak sempat merekam karena ada rasa takut," kata Melly.
Ia mengatakan, durasi waktu munculnya gelembung udara bervariasi, mulai dari 30 menit, satu jam bahkan ada yang sampai seharian.
"Untuk mengetahui secara jelas penyebab fenomena alam lumpur blow up ini, kami bersurat untuk meminta penelitian lebih lanjut ke Badan Geologi Kementerian ESDM dan ke Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG," katanya. (antara/jpnn)
DLH Kabupaten Karawang meminta masyarakat tidak menyalakan api di sekitar titik semburan atau gelembung air berwarna hitam di Sungai Citarum
Redaktur & Reporter : Yogi Faisal
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News