Jawa Barat Tertinggi Penderita Talasemia, Pemprov Kebut Edukasi Dini

Ketua STFI Adang Firmansyah mengatakan, kegiatan deteksi dini dan edukasi tentang talasemia ini harus menjadi perhatian semua pihak.
"Talasemia ini belum banyak yang ter-skrining, ini bisa jadi gunung es sebetulnya karena yang ketahuan baru sedikit. Bahkan orang banyak yang tidak tahu, penderitaan hanya 12-20 ribu tapi habiskan BPJS Rp600 miliar, satu orang bisa habiskan Rp400 juta untuk transfusi darah," ujar Adang.
Kegiatan skrining talasemia yang digelar STFI ini, kata dia, diharapkan bisa terus dilakukan di wilayah lain di Kota Bandung.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian dalam sambutannya, menyampaikan bahwa pencegahan talasemia adalah prioritas penting bagi kesehatan masyarakat Bandung.
"Kami berkomitmen untuk terus memperluas program deteksi dini ini sehingga angka penderita thalassemia dapat ditekan, tidak hanya di Bandung tetapi di seluruh Indonesia," ucap Anhar. (mcr27/jpnn)
Jawa Barat tertinggi penderita talasemia, begini langkah pemerintah.
Redaktur : Ridwan Abdul Malik
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News