Watannas RI dan Bio Farma Berkomitmen Tekan Angka Impor Bahan Baku Obat
Sementara itu, Direktur Medis & Hubungan Kelembagaan Bio Farma, Sri Harsi Teteki menuturkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya strategis untuk mengurangi ketergantunggan impor bahan baku obat.
Kata Sri, Bio Farma sebagai BUMN Farmasi mendapatkan amanah dari pemerintah untuk memberikan kecukupan dari obat-obatan yang ada di Indonesia, khususnya obat-obatan yang esensial dan vaksin.
"62 (persen) dari bahan baku obat yang ada beredar di Indonesia, dari 1.105 bahan baku obat memang masih diimpor. Tapi Bio Farma sendiri untuk 10 besar bahan baku obat-obatan itu, 6 sudah diproduksi di Kimia Farma," kata Sri.
Di tempat yang sama, Direktur Portofolio, Produk dan Layanan Kimia Farma Jasmine Karsono menargetkan pada tahun 2028 Indonesia bisa mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat hingga 30 persen.
Menurutnya, untuk mencapai kemandirian farmasi tidaklah mudah, diperlukan banyaknya riset dan pengembangan untuk mencapai hal tersebut.
"Saat ini, sudah ada 17 bahan baku yang dikembangkan sudah masuk dalam program Kemenkes. Dan kami sudah mengganti produk lokal dari Kimia Farma sebanyak 11 molekul. Itu tarbagi atas 20-25 izin edar," kata Jasmine. (mar5/jpnn)
Permasalahan ketergantungan impor bahan baku obat menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi industri farmasi di Indonesia.
Redaktur & Reporter : Ridwan Abdul Malik
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News