2.900 Balita di Kabupaten Bekasi Terindikasi Mengalami Stunting
jabar.jpnn.com, KABUPATEN BEKASI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi menjalankan prosedur intervensi gizi sebagai salah satu upaya penanganan terhadap balita terindikasi mengalami kasus gagal tumbuh kembang atau stunting.
"Dari beberapa kasus yang ditangani, stunting di Kabupaten Bekasi disebabkan banyak faktor. Upaya pencegahan dan penanganan terus dilakukan dengan melakukan intervensi gizi sensitif serta spesifik," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Alamsyah.
Ia menjelaskan penanganan melalui skema intervensi gizi spesifik dijalankan dengan pemberian asupan atau nutrisi tambahan untuk menunjang gizi dan kesehatan anak.
Sementara intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting, seperti penyediaan air bersih serta sanitasi di sekitar area suspek.
"Yang masih rendah itu adalah bagaimana memberikan edukasi, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan hidup bersih dan sehat. Seperti tidak membuang sampah sembarangan dan tidak buang air besar di tempat yang tidak semestinya," katanya.
Alamsyah juga menyebutkan penyebab lain dari beberapa kasus stunting yang ditemukan adalah masih ada sejumlah orang tua yang menganggap imunisasi merupakan hal yang kurang penting.
Pemberian imunisasi dasar lengkap pada anak dapat mencegah penyakit-penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan serta perkembangan anak.
"Untuk itu diperlukan juga penguatan kapasitas dan perilaku. Jadi bicara stunting bukan soal pandangan kita pada balita saja, melainkan juga pada remaja, ibu hamil, ibu melahirkan dan anggota keluarga lain," katanya.
Pemkab Bekasi menjalankan prosedur intervensi gizi sebagai salah satu upaya penanganan terhadap balita terindikasi mengalami kasus stunting
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News