Mitos Patung Pastor di Taman Maluku, Konon Bisa Bergerak Saat Malam Hari
Gadis menuturkan, Verbraak dikenal sebagai sosok pastor yang baik dan murah hati. Selain memberikan hiburan serta siraman rohani kepada prajurit tentara di Aceh, Verbraak juga sangat perhatian kepada anak-anak di panti asuhan.
Ia bahkan sampai mencarikan orangtua asuh bagi anak-anak yang tidak terurus itu.
Kepedulian Pastor Verbraak kepada anak-anak panti ini sangat membekas untuk mereka. Hal itu terbukti bila Verbraak berkunjung ke suatu tempat, Dia akan disambut secara spesial.
“Ia dikawal secara khusus oleh sersan,” tuturnya.
Patung penghargaan bagi Verbraak juga sempat ada di Aceh, tepatnya di Simpang Lima. Namun, kini patung tersebut sudah tidak ada.
Tahun 1907, Verbraak yang dianugerahi Ridder in de Orde van de Nederlandsche (Ksatria dalam orde Singa Belanda) itu memutuskan pensiun sebagai pastor karena faktor kesehatan. Fungsi penglihatannya kian menurun, kendati fisiknya masih sanggup.
Setelah pensiun, Verbraak memutuskan bermukim di Magelang. Di kota militer di Jawa Tengah itu lah kesehatan Verbraak semakin menurun.
Banyak orang yang menawarkan bantuan untuk pengobatan pastor baik hati itu. Namun Verbraak menolaknya, karena menurutnya sudah sepantasnya tubuhnya yang sudah tua ini sakit, setelah hidup sehat selama 80 tahun.
Mitos patung pastor di Taman Maluku yang konon bisa bergerak sendiri bila malam tiba. Cerita Bandung mengisahkan yang sebenarnya. Simak penjelasannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News