APPSI: Operasi Pasar Minyak Goreng 'Tendangan' untuk Pedagang Eceran

Minggu, 23 Januari 2022 – 13:30 WIB
APPSI: Operasi Pasar Minyak Goreng 'Tendangan' untuk Pedagang Eceran - JPNN.com Jabar
Pedagang minyak curah di Pasar Kosambi, Kota Bandung, sedang menyiapkan dagangannya untuk dijual kepada pembeli. (Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com)

"Karena orang sudah memiliki cadangan minyak dari belanja operasi pasar dari minimarket. Istilahnya. pedagang pasar tradisional dan warung rumahan seperti terjerembab, karena dia sedang sempoyongan lalu ditendang tersungkur masuk parit," ujar Nandang.

Dia menyebutkan, kebijakan pemerintah melakukan operasi pasar terkesan tergesa-gesa.

Sebab cara ini justru memukul industri kemasan minyak goreng yang telah berdarah-darah memperjuangkan merek masing-masing dengan kualitas yang beragam, namun kini harus diseragamkan harganya menjadi Rp 14 ribu per liter.

Kata Nandang, kondisi industri kemasan saat ini sudah banyak yang mulai berhenti produksi selama dua hari, karena kebanjiran barang returan dari distributor dan agen.

"Ini artinya, industri kemasan mengalami kerugian tidak kecil. Saya melihat, pemerintah kurang cermat dalam menyusun kebijakan yang sesungguhnya baik, tetapi malah mendatangkan madorot (keburukan) yang tidak kecil," ungkapnya.

Salah satu pedagang warung eceran yang merasakan dampak dari operasi pasar minyak goreng ini adalah Lia.

Lia yang sehari-hari berjualan bahan pokok ini tetap menjual minyak curah dengan harga Rp 19.500 per liter. 

"Harga minyak curah tidak berubah, yang berubah cuma minyak kemasan yang dijual di swalayan," kata Lia.

APPSI Jabar menyebut operasi pasar minyak goreng yang dilakukan pemerintah justru merugikan pedagang eceran di pasar tradisional.
Facebook JPNN.com Jabar Twitter JPNN.com Jabar Pinterest JPNN.com Jabar Linkedin JPNN.com Jabar Flipboard JPNN.com Jabar Line JPNN.com Jabar JPNN.com Jabar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News