Jabat Dirtek Persib, Djanur: Kebanggaan dan Penghargaan Besar Bagi Saya

Dia juga turut andil dalam keberhasilan Persib meraih gelar juara Divisi Utama 1989/1990 bersama generasi baru pemain muda kala itu.
Memutuskan pensiun sebagai pemain tidak lantas mengakhiri pengabdiannya. Pada musim berikutnya, Djanur dipercaya menjadi asisten pelatih mendampingi Indra M. Tohir.
Bersama tim pelatih, ia turut membawa Persib meraih gelar juara Divisi Utama 1993/1994, yang kemudian dilanjutkan dengan keberhasilan menjuarai Liga Indonesia 1994/1995—dua gelar beruntun yang mencatatkan era emas baru bagi klub.
Pada 2006 dan 2007, ia beberapa kali dipercaya sebagai caretaker pelatih saat terjadi pergantian di kursi kepelatihan. Hingga akhirnya, menjelang musim Indonesia Super League (ISL) 2013, Djanur resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala.
Di tangan Djanur, Persib kembali merasakan gelar juara ISL 2014, dilanjutkan dengan kemenangan di Piala Presiden 2015.
Torehan ini menempatkan Djanur sebagai sosok kedua yang mampu membawa PERSIB juara baik sebagai pemain maupun pelatih, mengikuti jejak mendiang Ade Dana.
Djanur juga sempat menimba ilmu kepelatihan di Inter Milan selama hampir setengah tahun sebelum kembali menukangi PERSIB pada pertengahan musim Indonesia Soccer Championship 2016, menggantikan Dejan Antonic. Dia melanjutkan tugas hingga Liga 1 2017, sebelum mengundurkan diri menjelang akhir kompetisi.
Delapan tahun berselang, Djanur kembali ke rumah yang telah membesarkan namanya. Kini, ia mengemban amanah baru sebagai Direktur Teknik, membawa serta semangat dan pengalaman panjangnya untuk membangun masa depan Persib.
Legenda Persib Djajang Nurjaman kembali ke tim. Djajang dipercaya menjadi Direktur Teknik yang fokus pada pembinaan pemain muda.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News