100 Tahun Observatorium Boscha, Polusi Hingga Sulitnya Pendanaan Riset Astronomi
jabar.jpnn.com, BANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) merayakan 100 tahun didirikannya Observatorium Boscha, Jalan Peneropongan Bintang No 45, Lembang, Kabupaten Bandung Barat pada Senin (30/1).
Observatorium Boscha hadir untuk mendukung perkembangan Ilmu Astronomi modern di Indonesia.
Tempat riset luar angkasa ini didirikan pada tahun 1923, kemudian bergabung dengan ITB pada tahun 1959.
Momen seabad Boscha menjadi bentuk apresiasi terhadap bidang keilmuan yang memberikan banyak sumbangsih kepada kehidupan dan kemaslahatan sekaligus refleksi perjalanan panjang ilmu astronomi.
Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Prof Satryo Brodjonegoro mengatakan, banyak para astronot di tempat lain yang ingin bekerja sama dengan Observatorium Boscha. Karena, tempat ini dinilai sangat ideal dan istimewa untuk mengamati perbintangan.
“Namun terkadang pengamatan ini sulit dilakukan karena polusi akibat pengembangan tata ruang yang berubah dari kondisi idealnya saat ini (Boscha) didirikan,” katanya dalam sambutan perayaan ‘100 Tahun Observatorium Boscha’.
Baca Juga:
Ia mengatakan, Boscha sudah masuk sebagai bangunan cagar budaya sejak tahun 2021. Dengan demikian, Boscha tidak akan diganggudugat dalam hal bangunan.
Kendati demikian, pengembangan kawasan di sekitar observatorium berdampak pada berkurangnya akurasi pengamatan bintang.
Institut Teknologi Bandung (ITB) merayakan 100 tahun didirikannya Observatorium Boscha yang berlokasi di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News