Ono Surono: Pendidikan Militer Siswa Gagasan Dedi Mulyadi Tak Miliki Perencanaan Matang!

jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Program pendidikan militer untuk anak bermasalah atau nakal gagasan Dedi Mulyadi belum memiliki regulasi yang jelas.
Diketahui, program tersebut mulai dilakukan di Kabupaten Purwakarta. Para siswa itu akan dibina selama 6 sampai 1 tahun di barak militer.
Wakil Ketua DPRD Jabar, Ono Surono mengatakan setiap program yang dijalankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar perlu direncanakan dengan matang. Mulai dari petunjuk teknis atau juknis hingga anggaran program tersebut.
Menurutnya, meski menduduki jabatan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tidak bisa serta merta merumuskan program secara ugal-ugalan tanpa perencanaan, dan duduk bersama DPRD Jabar sebagai wakil dari masyarakat.
"Sehingga kan ya, harusnya setiap program itu jelas ada regulasinya. Nah sampai dengan kemarin, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, masih Plt Pak Deden, kemarin saya tanya. Mereka tanya juga masih menyiapkan regulasinya," ujar Ono saat ditemui di Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, Kamis (1/5/2025).
Ono menegaskan, hingga hari ini tidak jelas arah dari program pendidikan militer siswa itu seperti apa.
Bahkan, Plt Dinas Pendidikan Provinsi Jabar pun tidak memberikan jawaban jelas soal anggaran untuk pembiayaan kegiatan tersebut.
"Nah, tentunya harus kami nanti cek ya seperti apa regulasinya, aturannya, siapa pesertanya, harus atas izin orang tua seperti apa dan tentunya kan harus juga diperhadapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan," katanya.
Wakil Ketua DPRD Jabar, Ono Surono mengungkap bahwa program pendidikan militer untuk siswa nakal gagasan Gubernur Dedi Mulyadi tak miliki perencanaan matang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News