Wacana Reaktivitas Jalur Kereta Api Terbengkalai, Pengamat: PR Besar Menanti Pemprov Jabar!

"Lain halnya, membangun jaringan tol (itupun didukung regulasi setiap dua tahun tarif akan naik) hanya cukup bangun prasarana, nanti sarana akan otomatis menggunakannya. Lain halnya dengan moda KA, selain membangun prasarana juga harus menyiapkan sarananya juga," jelasnya.
Membangun jaringan rel yang sudah lama tidak dioperasikan, tidak hanya menggarkan untuk pekerjaan fisik semata.
Sejumlah lintasan dan stasiun sudah berubah menjadi permukiman warga setempat. Jadi, harus melibatkan instansi lain.
"Misalnya, melibatkan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk pengadaan permukiman baru bagi warga yang terkena dampak reaktivasi itu,"
"Permukiman sebaiknya tidak jauh dengan tempat tinggal sekarang. Kalaupun jauh, masih disediakan akses layanan angkutan umum. Agar warga yang menghuni mudah mobilitas ke pusat ekonomi (pasar). Semoga reaktivasi jalan rel di Jawa Barat terwujud, tidak sekedar omon-omon belaka," harapnya.
Menurut data dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian, di Jawa Barat ada sekitar 14 jalur kereta api yang berstatus nonaktif alias terbengkalai.
Seperti jalur kereta api Banjar-Cijulang sepanjang 83 kilometer, Cikudapateh-Ciwidey 27 kilometer, Dayeuhkolot-Majalaya 18 kilometer, Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari 12 kilometer.
Kemudian Cirebon-Jamblang-Jatiwangi-Kadipaten 67 kilometer, Mundu-Ciledug-Losari 40 kilometer, Cibatu-Garut-Cikajang 47 kilometer, Jatibarang-Indramayu 19 kilometer, Cikampek-Cilamaya 28 kilometer, Cikampek-Wadas 16 kilometer.
Pekerjaan rumah (PR) besar menanti Pemprov Jabar anda mereka serius mengaktifkan kembali seluruh jaringan kereta api di Provinsi Jawa Barat
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News