Datang ke Bogor, KLH Dorong Optimalisasi Produksi RDF di TPPAS Lulut Nambo

"Kalau suplai dan harga bisa dikomunikasikan dan dikomitmenkan, maka kerja sama ini bisa membantu menyelesaikan masalah sampah di Indonesia, dimulai dari sini," tegasnya..
Sementara itu, Sekda Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menegaskan bahwa pengelolaan sampah merupakan salah satu prioritas Gubernur Jawa Barat, terutama di wilayah Bandung Raya, Bogor dan Depok.
"Potensi sampah di kawasan ini mencapai 2.000 ton per hari. Padahal TPPAS Lulut Nambo sudah didesain untuk menampung 2.300 ton, tetapi saat ini baru beroperasi 50 ton. Masih sangat jauh," kata Herman.
Ia menyambut baik dorongan optimalisasi kapasitas dari pemerintah pusat dan berharap peningkatan produksi RDF bisa direalisasikan secara bertahap. Jika kapasitas maksimal tercapai, maka Lulut Nambo berpotensi menghasilkan sekitar 800 ton RDF per hari.
Namun, menurut Herman, kunci percepatan proyek ini terletak pada kepastian pasar dan harga RDF yang kompetitif.
Ia berharap PT Indocement dapat berpartisipasi aktif dalam proses pengadaan mitra usaha melalui skema beauty contest yang akan segera dilakukan.
"Kalau ada offtaker yang serius dan harganya jelas, investor juga akan lebih percaya diri. Sekarang tinggal komitmen, dan kita akhiri pertemuan ini dengan MoU agar semua pihak terlibat serius," tutupnya. (mar7/jpnn)
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mendorong optimalisasi produksi Refused di Derived Fuel (RDF) Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo
Redaktur & Reporter : Yogi Faisal
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News